Sekitar tujuh tahun yang lalu, Google meluncurkan situs jejaring sosialnya sendiri yang bernama Google+ dengan harapan dapat menjadi pilihan jejaring sosial dan mampu bersaing dengan facebook.
Sebagian besar kalangan webmaster dan blogger (blogspot, dll) mengenal
dan pernah menggunakan aplikasi G+ ini, bahkan banyak di antara mereka
yang memasang tombol share button G+ di situs milik mereka. Namun selama 7 tahun G+ eksis, tidak semua pengguna dunia maya mengenal jejaring sosial Google+ ini, walau di handphone android mereka mungkin telah tertanam G+ sebagai aplikasi bawaan dari hp.
Salah satu sebabnya, mungkin karena keberadaan jejaring sosial lainnya, yaitu facebook yang telah lebih dahulu ada dan lebih diminati sebagai situs jejaring sosial utama oleh semua tipe pengguna sosmed.
Pengguna facebook sebagai saingan G+ tidak hanya dari kalangan webmaster, tapi semua kalangan level pengguna: politikus, artis selebritis, bisnisman, pengusaha, blogger, tua muda, anak-anak, hingga semua level orang selama bisa menggunakan handphone dan internet.
Alasan Penutupan Google+
Pada hari Senin lalu cukup mengejutkan banyak pihak ketika Google mengumumkan akan menutup versi konsumen Google+ dalam beberapa bulan mendatang dengan alasan ditemukannya celah bug privasi. Google mengakui jika kemungkinan data dari hingga 500.000 pengguna telah terkena kebocoran privasi bug oleh pengembang eksternal selama lebih dari dua tahun dalam sistemnya.
Bug keamanan di G+ (The security bug) memberi 438 akses aplikasi pihak ketiga ke data sensitif, termasuk nama lengkap, alamat email, dan tanggal lahir. Foto profil, area pengguna, dan status hubungan juga mungkin telah terpapar. Data pengguna mungkin telah terpapar oleh bug yang ada di sistem Google selama lebih dari dua tahun. Namun Google mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk percaya bahwa data pengguna telah disalahgunakan oleh aplikasi.
Perusahaan ini juga mengatakan di sebuah blog bahwa mereka telah menemukan dan menambal kebocoran pada bulan Maret tahun ini dan tidak memiliki bukti penyalahgunaan data pengguna atau bahwa setiap pengembang sadar atau mengeksploitasi kerentanan.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa satuan tugas privasi internal (an internal privacy task force) yang disebut sebagai "strobo proyek (project strobe)"
telah melakukan audit keamanan terhadap API perusahaan. Ini adalah
antarmuka melalui aplikasi pihak ketiga yang mengakses data Google.
Baik karena alasan kerentanan bug privasi atau masalah keamanan, google juga mempunyai alasan lainnya mengapa menutup jejaring sosialnya tersebut. Berdasarkan research perusahaan, versi konsumen Google+ saat ini memiliki penggunaan dan keterlibatan yang rendah, 90 persen sesi pengguna Google+ kurang dari lima detik.
Bagaimanapun, akibat masalah ini, saham perusahaan induknya, Alphabet Inc, turun 1,5 persen pada $ 1150.75 (£ 878,71) sebagai respon terhadap isu privasi yang telah memukul perusahaan besar dalam bidang teknologi di Amerika Serikat ini.
Selanjutnya, Google mengatakan akan mematikan Google+ selama periode 10 bulan, yang dijadwalkan selesai pada akhir Agustus mendatang. Google juga menambahkan bahwa, "Selama beberapa bulan mendatang, kami akan memberikan informasi tambahan kepada konsumen, termasuk cara mereka dapat mengunduh dan bermigrasi data mereka.