Berbedanya waktu bukanlah tidak ada artinya, Jika di masa lalu belum ada teknologi handphone, komputer dan internet, sementara di masa sekarang, hampir semua orang telah menggunakan teknologi internet, handphone, dll.
Dahulu Ulama (para cendekiawan muslim) sibuk menggerakkan jari-jarinya karena sibuk menulis berbagai kitab panduan untuk umat, menggerakkan tasbih di tangannya karena sibuk untuk berzikir kepada Allah, mengeluarkan hartanya untuk bersedekah, mengangkat tangannya untuk berdoa mohon ampunan Allah. Di masa sekarang, mungkin ada orang yang dianggap ulama tapi sibuk menggerakkan tangan asik memencet handphone sekedar untuk mengupdate status di sosmed dunia maya, dll. (Baca Juga http://bit.ly/artiulama : Siapakah yang disebut Ulama menurut al-Qur`an)
Jika pada masa dahulu kala, berdasarkan cerita dongeng anak-anak penghantar tidur malam, dikenal banyak orang yang sakti dengan berbagai kemampuan unik luar biasa, maka di zaman kini, banyak orang yang mencari orang yang dianggap sakti (yang sudah menghilang dari dunia kependekaran mereka) dengan ragam tujuan. Entah karena ingin ikutan menjadi orang sakti juga, atau ingin mendapatkan dukungan politik, penguat bisnis, atau pun tujuan lainnya.
Jangankan bisa ditemukan perbedaan yang sangat jelas antara keadaan yang sudah bertahun-tahun lamanya dan keadaan zaman sekarang, bahkan tetap ada perbedaan antara beberapa detik yang lalu dan detik-detik saat ini. (Baca Juga http://bit.ly/detikjam : Detik-Demi Detik, Seiring Gerakan Jarum Jam).
Mungkin dulu kau orang yang sangat baik, patuh pada orang tua, taat beribadah selama masih belajar di pesantren, tapi kini kau telah berubah setelah kenal dunia politik. Kau telah berubah menjadi tamak, setelah menjadi pejabat. Kau telah berubah tidak lagi ke masjid, setelah menjadi pengusaha. Kau telah berubah setelah menjadi dai/kiai terkenal. Ya begitulah: bahkan kaupun telah berubah, dirimu pun dulu dan sekarang sudah tidak lagi sama.
Baca Juga http://bit.ly/kesempatankedua :
Mungkinkah Ada Kesempatan Kedua
Mungkinkah Ada Kesempatan Kedua
Jangan samakan dulu dan sekarang. Jika dulu baik, sekarang harusnya menjadi lebih baik. Jika dahulu hidup penuh dengan dosa, maka sekarang harusnya sudah bertaubat. Peristiwa di masa lalu adalah pelajaran dan peringatan bagi semua orang di zaman sekarang. Masa lalumu adalah pelajaran dan peringatan bagimu.
Apakah kau akan menjadi orang yang berguna selama hidupmu.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
Artinya: Sebaik-Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang LainMelalui al-Qur`an, Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
Artinya: Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik untuk diri kalian sendiri. (QS. Al-Isra: 7)