Jika hilang salah satunya saja, maka anda akan kehilangan jati diri anda sebagai manusia, dan tidak mungkin anda akan disebut malaikat karena anda bukanlah malaikat, pada hakekatnya anda adalah manusia, dan tentunya pula anda tidak akan mau jika disebut sebagai hewan atau kucing liar atau lebih rendah dari pada hewan karena pada hakekatnya manusia itu telah diciptakan sempurna, unggul...
بِّسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ * وَطُورِ سِينِينَ* وَهَـٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ* لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ * ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ.* إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ* فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ* أَلَيْسَ اللَّـهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ * وَطُورِ سِينِينَ* وَهَـٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ* لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ * ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ.* إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ* فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ* أَلَيْسَ اللَّـهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Demi Tin dan Zaitun, Demi Gunung Sinai, Demi negeri ini yang aman, Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan yang unggul. Kemudian Kami buang dia ke tempat terhina dari segala yang hina, terkecuali orang-orang beriman dan mengerjakan berbagai kebajikan; maka bagi mereka imbalan yang tiada henti. Maka apakah yang menyebabkan kamu membantah terhadap pembalasan itu? Bukankah Allah, Yang Maha Adil di antara yang mengadili? (Surah At-Tin [Arab: التِّينِ , "Tin"] surah ke-95 dalam al-Qur'an, ayat ke-1 hingga ke-8)
Anda akan kesulitan membaca surah At-Tin di atas jika tidak menggunakan hati dan akal anda. Allah berkomunikasi dengan kita dan membentur akal kita untuk berpikir tentang Tin dan Zaitun, serta kesempurnaan penciptaan manusia, tentang orang2 yg beriman, dan seterusnya.
Masih banyak lagi surah-surah lainnya di mana Allah berdialog dengan akal kita, mengajak akal kita untuk berpikir tentang apa yang dikehendaki Allah. Di lain kesempatan di berbagai surah yang berbeda, Allah berdialog dengan qalbu kita, mengajak hati kita merasakan sesuatu yang dikehendaki Allah untuk kita rasakan. Dalam beragam surah yang lainnya lagi, Allah berdialog dengan seutuhnya kita sebagai manusia yang menjadi hamba Allah (Baca: Jadi Manusia itu Punya Hati dan Akal Yang Beriman)
Fungsi Akal: Muallaf Yang Menemukan Islam lewat Akalnya
Silahkan baca kisah nyata berikut ini, dan ini terjadi tidak hanya pada satu atau 2 orang saja, bahkan ribuan orang lainnya di berbagai penjuru dunia:
Suatu hari seorang murid yang juga seorang muallaf (Sebut saja SM nama samaran) berkunjung ke guru spiritualnya di Cara Sufi (SG=nama samaran)....kemudian terjadilah dialog antara guru dan murid sebagaiamana berikut ini:
Sang Guru (SG) Mengapa kau masuk Islam?
Sang Murid (SM) Aku menemukan banyak kebenaran dalam Islam dibandingkan pada agama lamaku....
SG: Bagaimana caramu menemukan kebenaran itu?
SM: aku belajar dari kitab sumbernya al-Quran via terjemahan...semakin aku membaca terjemahannya semakin akalku berpikir tentang betapa benarnya ISLAM itu,....betapa ALLAH itu maha benar....
SG: Lantas
SM: saat itu hatiku bingung, resah dan bimbang sementara akalku terus berpikir bahwa Islam itu benar, hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu...dalam kebimbangan antara agama lamaku dan Islam...
SG: terus apa yg kau lakukan....
SM: Aku berpikir (Akal: red) kalau aku begini terus, aku bisa gila.....tapi aku terus berpikir positive untuk menemukan jalan dan memutuskan harus bergaul dengan penganut agama Islam...
SG: selanjutnya,......
SM: Sebagian teman-temanku adalah muslim, dari mereka aku bertanya banyak hal hingga sedikit banyak aku dapat tambahan pengetahuan tentang Islam...
SG: apakah kau segera masuk Islam?
SM: tidak? aku masih memerlukan waktu,,,sebab aku belum bisa mengendalikan hatiku yg resah dan kacau, walau akalku 90 persen sudah lebih mempercayai kebenaran agama Islam....
SG: kemudian bagaimana kau mengendalikan hatimu yg mengacau itu?
SM: aku diam merenungkan semuanya (Tafakkur=akal), aku merenung dan mencoba menenangkan hatiku,,,aku paksa apa yg ada dalam pikiranku bisa dirasakan, dimengerti oleh hatiku....dan saat itulah perlahan tapi pasti,,,,hatiku pun menurut apa yg direkomendasikan oleh pikiranku....dan akupun masuk Islam
SG: Alhamdulillah, kau telah temukan kebenaran yang sebenar-benarnya...http://bit.ly/jadimanusia mantapkanlah agamamu...!!!